Senin, 24 November 2014

Ibu Dan Ayah


Ruangan Khas Untuk Ibu Dan Ayah Saya
Assalamualaikum w.b.t sahabat-sahabat pembaca semua.
Jazakumullah saya ucapkan kepada anda semua kerana sudi membaca di blog kecil saya ini. Artikel ini saya tulis khas untuk ibu ayah saya.
Ibu saya bernama Siti Zainun Binti Baharudin, umur 42 tahun. Alhamdulillah, beliau masih lagi menghembuskan nafas untuk melihat anak-anaknya membesar.
Sebagai seorang anak, tidak banyak yang dapat kami bantu terutama dalam kewangan. Ibu saya mula membuka sebuah tadika kanak-kanak ketika saya darjah 2. Sekarang tadika ibu saya sudah berjalan selama 10 tahun lebih kurang.
Tugasnya mendidik anak-anak kecil, menulis, membaca, mengaji Al-Quran dan banyak lagi. Saya mohon jasa anda semua untuk mendoakan kejayaan ibu saya ini, beliau telah berkeras tulang dalam mendidik anak muridnya, sehingga ada yang sudah berjaya dan dapat belajar di sekolah-sekolah cemerlah. Hanya mendidik membaca, 'ABC', 'Alif Ba Ta', ibu saya masih lagi meneruskan usaha murninya...
Jika anda berminat untuk hantar anak ke tadika ibu saya, bolehlah mendaftarkan anak anda di alamat:

Tadika Matrix Islamic Educare Centre,
No 1719, Jalan Bayu 6,
Taman Seri Bayu 2,
78000, Alor Gajah,
Melaka.
Jika mahu untuk berikan sumbangan kepada ibu saya, ini adalah nombor akaun ibu saya:

0411 000006 7101 (Tadika Matrix)
Dan apakah lebih mulia daripada mendidik?

Ayah saya bernama Mohamad Zafrin Bin Haji Ali, berumur 45 tahun, seorang pendidik juga. Beliau bekerja sebagai seorang pelatih pemandu, yang mengajar anak muridnya memandu kenderaan. Beliau kerja di syarikat swasta Detik Erat(DE) di Masjid Tanah, Melaka.

Ayah saya banyak memberikan motivasi kepada saya, termasuklah didikan agama sejak saya kecil. Walaupun kebanyakan ilmu agama saya belajar daripada datuk saya, Haji Ali Bin Abdul Ghani. Boleh saya katakan, keluarga saya adalah pendidik, datuk saya mengajar J-QAF di surau Taboh Naning, Melaka. Tetapi sekarang sudah bersara, dan duduk di rumah bersama ayah saya. Umur datuk saya adalah 92 tahun, dan hafalan al-Quran masih di dalam kepalanya(betapa Allah memelihara hafizul Quran dan seorang guru al-Quran). Semoga Allah rahmati beliau.

Saya cuma memohon agar anda semua mendoakan yang terbaik untuk kami, doakanlah pintu rezeki kami terbuka agar hak sebagai pendidik dapat diperluaskan kepada ramai lagi pelajar yang akan mendapat manfaat darinya.
Apabila Allah memberikan ilmu kepada seseorang, maka Allah akan menuntut janji daripadanya agar mengajarkan ilmu tersebut kepada orang lain. [Petikan Ihya' Ulumuddin]

Kesabaran dan ketabahan dalam islam

Antara Sabar dan Tabah:
Siapa pun kita, tidak ada yang bebas dari tekanan hidup, masalah, dan ujian Allah, karena sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut.
Sebagai umat manusia yang beriman, kita harus menghadapi segala macam ujian, cobaan bahkan musibah dengan kesabaran, karena sabar memiliki kedudukan tinggi yang mulia dalam agama Islam.
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,..” (QS. Al-Baqarah: 153).
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu …” (QS.Ali Imran: 200).
Konteks (kandungan) dari kedua ayat di atas menerangkan bahwa sabar merupakan perintah dari Allah SWT. Sabar termasuk ibadah dari ibadah-ibadah yang Allah wajibkan kepada hamba-Nya. Terlebih lagi, Allah SWT kuatkan perintah sabar tersebut dalam ayat yang kedua. Barangsiapa yang memenuhi kewajiban itu, berarti ia telah menduduki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.
Apa yang saya utarakan di sini bukan ceramah tentang agama, karena saya bukanlah seorang uztadz atau ahli agama yang berkompeten berbicara panjang lebar tentang agama, namun yang menarik dari dua ayat di atas adalah yang kedua .....
“Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu …” (QS.Ali Imran: 200).
Allah SWT berfirman dalam ayat di atas ..... "kuatkanlah kesabaranmu". Nah menurut saya, sebagai manusia yang beriman, selain kita harus SABAR, tetapi juga harus TABAH. Bukankah arti dari TABAH adalah "kesabaran yang terus-menerus"?.
Ketabahan hati, keteguhan hati, merupakan topik yang jarang dibicarakan dalam psikoterapi. Namun setelah tadi sore saya sempat berbincang santai dengan sahabat saya Win Winarto CHt dari kota Solo, ternyata kita dapat memanfaatkan pengetahuan mengenai ketabahan hati untuk keperluan praktis dalam menghadapi persoalan hidup.
Pengertian Tabah:
Kobasa dkk. dalam Journal of Personality and Social Psychology (1982) menjelaskan ketabahan hati sebagai suatu konstelasi karakteristik kepribadian yang berfungsi sebagai sumber daya untuk menghadapi peristiwa-peristiwa hidup yang menimbulkan stres.
Tokoh lain, Cotton (1990), lebih jelas lagi mengartikan ketabahan hati sebagai komitmen yang kuat terhadap diri sendiri, sehingga dapat menciptakan tingkah laku yang aktif terhadap lingkungan dan perasaan bermakna yang menetralkan efek negatif stres.
Sementara Quick dkk. (1997) menyatakan ketabahan hati sebagai konstruksi kepribadian yang merefleksikan sebuah orientasi yang lebih optimistis terhadap hal-hal yang menyebabkan stres.
Ini sesuai dengan pendapat Kobasa yang melihat ketabahan hati sebagai kecenderungan untuk mempersepsikan atau memandang peristiwa-peristiwa hidup yang potensial mendatangkan stres sebagai sesuatu yang tidak terlalu mengancam.
Orang yang memiliki ketabahan hati memiliki keberanian berkonfrontasi terhadap perubahan atau perbedaan dan menarik HIKMAH dari keadaan tersebut (Foster & Dion, 2004).
Komponen Suatu Ketabahan:
Komponen atau aspek apa saja yang terdapat dalam ketabahan hati? Pengetahuan mengenai hal ini memberikan kejelasan kepada kita untuk dapat mewujudkan ketabahan dalam hidup kita.
Franken dalam bukunya Human Motivation (2002) menjelaskan adanya tiga komponen di dalam ketabahan hati. Ketiga komponen itu adalah:
1. Kontrol:
Komponen ini berisi keyakinan bahwa individu dapat memengaruhi atau mengendalikan apa saja yang terjadi dalam hidupnya. Individu percaya bahwa dirinya dapat menentukan terjadinya sesuatu dalam hidupnya, sehingga tidak mudah menyerah ketika sedang berada dalam keadaan tertekan.
Individu dengan ketabahan hati yang tinggi memiliki pandangan bahwa semua kejadian dalam lingkungan dapat ditangani oleh dirinya sendiri dan ia bertanggung jawab terhadap apa yang harus dilakukan sebagai respon terhadap stres.
2. Komitmen:
Komponen ini berisi keyakinan bahwa hidup itu bermakna dan memiliki tujuan. Individu juga berkeyakinan teguh pada dirinya sendiri walau apa pun yang akan terjadi.
Individu dengan ketabahan hati yang tinggi percaya akan nilai-nilai kebenaran, kepentingan dan nilai-nilai yang menarik tentang siapakah dirinya dan apa yang mampu ia lakukan.
Selain itu, individu dengan ketabahan hati yang tinggi juga percaya bahwa perubahan akan membantu dirinya BERKEMBANG dan mendapatkan kebijaksanaan serta BELAJAR banyak dari pengalaman yang telah didapat.
3. Tantangan:
Komponen ini berupa pengertian bahwa hal-hal yang sulit dilakukan atau diwujudkan adalah sesuatu yang umum terjadi dalam kehidupan, yang pada akhirnya akan datang kesempatan untuk melakukan dan mewujudkan hal tersebut.
Dengan demikian individu akan secara IKHLAS bersedia terlibat dalam segala perubahan dan melakukan segala aktivitas baru untuk bisa lebih MAJU. Individu seperti ini biasanya menilai perubahan sebagai sesuatu yang menyenangkan dan menantang daripada sesuatu yang sifatnya mengancam. Dengan pandangan yang terbuka dan fleksibel, tantangan dapat dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan harus dihadapi. Bahkan, tantangan dilihat sebagai kesempatan untuk belajar lebih banyak.
Tidak Mudah Jatuh Sakit :
Orang yang tabah dapat memetik beberapa manfaat bagi dirinya. Wahyu Rahardjo dalam laporan penelitiannya mengenai ketabahan hati (2005) merangkum dari berbagai literatur, dan menuliskan adanya tujuh fungsi ketabahan hati ini.
1. Membantu dalam proses adaptasi:
Individu dengan ketabahan yang tinggi akan sangat terbantu dalam melakukan proses adaptasi terhadap hal-hal baru, sehingga stres yang ditimbulkan tidak banyak.
2. Lebih memiliki toleransi terhadap frustrasi:
Sebuah penelitian terhadap dua kelompok mahasiswa, yaitu kelompok yang memiliki ketabahan hati tinggi dan yang rendah, menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ketabahan hati tinggi menunjukkan tingkat frustrasi yang lebih rendah dibanding mereka yang ketabahan hatinya rendah.
3. Mengurangi akibat buruk dari stres:
Kobasa yang banyak meneliti ketabahan hati menyebutkan bahwa ketabahan hati sangat efektif berperan ketika terjadi periode stres dalam kehidupan seseorang. Demikian pula pernyataan beberapa tokoh lain. Hal ini dapat terjadi karena mereka tidak terlalu menganggap stres sebagai suatu ancaman.
4. Mengurangi kemungkinan terjadinya Burnout:
Burnout, yaitu situasi kehilangan kontrol pribadi karena terlalu besarnya tekanan pekerjaan terhadap diri, sangat rentan dialami oleh pekerja-pekerja yang memiliki beban kerja tinggi. Untuk individu yang memiliki beban kerja tinggi, ketabahan hati sangat dibutuhkan untuk mengurangi burnout yang sangat mungkin timbul.
5. Mengurangi penilaian negatif terhadap suatu kejadian atau keadaan yang dirasa mengancam dan meningkatkan pengharapan untuk melakukan coping yang berhasil:
Coping adalah penyesuaian secara kognitif dan perilaku menuju keadaan yang lebih baik, bertoleransi terhadap tuntutan internal dan eksternal yang terdapat dalam situasi stres. Ketabahan hati membuat individu dapat melakukan coping yang cocok dengan masalah yang sedang dihadapi. Individu dengan ketabahan hati tinggi cenderung memandang situasi yang menyebabkan stres sebagai hal positif, dan karena itu mereka dapat lebih jernih dalam menentukan coping yang sesuai.
6. Lebih sulit untuk jatuh sakit yang biasanya disebabkan oleh stres:
Ketabahan hati dapat menjaga individu untuk tetap sehat walaupun mengalami kejadian-kejadian yang penuh stres (Smet, 1994). Karena lebih tahan terhadap stres, individu juga akan lebih sehat dan tidak mudah jatuh sakit karena caranya menghadapi stres lebih baik dibanding individu yang ketabahan hatinya rendah (Cooper dkk, 1998).
7. Membantu individu untuk melihat kesempatan lebih jernih sebagai suatu latihan untuk mengambil keputusan:
Kobasa & Pucetti (1983) menyatakan bahwa ketabahan hati dapat membantu individu untuk melihat kesempatan lebih jernih sebagai suatu latihan untuk mengambil keputusan, baik dalam keadaan stres ataupun tidak.
Jadi rupanya terdapat dalam menghadapi cobaan, ujian, maupun musibah sekalipun, tidak cukup hanya dihadapi dengan Keikhlasan dan Kesabaran saja, namun Ketabahan juga menjadi faktor penentu agar kita terhindar dari Stres dan Depresi.
Bukankah dalama suatu riwayat Nabi Muhamad SAW pernah bersabda: .....
“Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, sungguh semua urusannya baik baginya, yang demikian itu tidaklah dimiliki seorang pun kecuali hanya orang yang beriman. Jika mendapat kebaikan (kemudian) ia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan baginya, dan jika keburukan menimpanya (kemudian) ia bersabar, maka itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim).